Pages

Monday, August 9, 2010

Sebuah Mimpi Dalam Fiksi

By : Didi Suardi

Tiba-tiba sebuah petir menyambar awan hitam, entah jam berapa waktu itu. terdengar pula teriakan anak kecil karena ketakutan. hujan terus menguyur, tak henti-hentinya keluar dari balik awan. matahari pun tak lagi nampak, mungkin tertutup gumpalan-gumpalan awan hitam.

Entah kenapa hari itu terlihat sangat menakutkan, di balik jendela rumah ibuku ku melihat seorang bocah kecil keluar berlalari menuju pesawahan, aku coba memangilnya dari kejauhan karena aku tajut ia tesambar petir, tapi ia hanya diam. sepertinya ia tidak mendengar teriakanku, lalu ku berjalan medekatainya. Di sana aku melihat lahan-lahan pertanian kini seolah berubah menjadi lautan.

Kini langit tampak semakin gelap dan mencekam. sesaat kemudian tiba-tiba air kencang menghantam tubuhku yang sudah mulai rentang dan kedinginan. tubuhku terhempas ke sungai dan terseret bersamaan dengan ranting-ranting pepohonan.

Oh tuhan, kini aku hanya bisa pasrah padamu sambil memohon agar kau memberikan pertolongan…

Tiab-tiba ada sebuah tangan memgang kaki ku, sambil ada suara berkata:
“hey… hey… apa yang kamu lakukan”
“hahhh…astagfirlah,”
“hey… kamu ngelindur ya, kenapa bajumu ko sampai basah gitu”
“hahahhh…hahh… aku mimpi, ternyata aku bermimpi. ya allah, alhamdulillah, alhamdulillah”

“Oh ternyata hanya mimipi, syukurlah”

Cairo, 09 juli 2010. 19.33

No comments: