Pages

Friday, September 9, 2011

Taqdir Memisahkan Kita

Saat ku berkelana mengarungi samudra
Terhampar gunung-gungung, lautan dan benua
Melukisakan satu keindahan akan alam semesta
Hingga tak terasa menjelajahi istana para Raja.

Ku temukan Putri-putri istana
Bagaikan kilawaan emas permata yang terbalut kain sutra
Seorang Putri melihat menatapku terpesona
Saat ku bertarung melawan seekor singa.

Lalu sang Permaisuri datang menawarkan dua perkara
Menikahi putrinya atau mati ditangan penguasa
Ku terdiam, lalu Prajurit menyeretku ketiang gantungan
Sang Raja bertanya, apa permintaanmu sebelum ajalmu datang?

Ku katakan “Raja, bila Ku mati nanti, berikan Hati ini pada seorang wanita
Yang kini tinggal di sebuah Desa, dan katakan pula
Maaf, taqdirlah yang memisahkan kita”.

Cairo, 17 Agustus 2011
By: Didi Suardi

Eksistensi Cinta (Filosofis)

"Manusia terlalu berani mengatakan Cinta, sebab Cinta yang diturunkan ke Bumi hanyalah sebuah bias dalam kaca atau bayangan dalam cermin, yang sama sekali tidak akan pernah mewakili Eksistensi cinta yang sesungguhnya, karena Cinta sejati hanyalah milik Tuhan. Bagaikan Api yang ditunkan ke Bumi, semua itu hanyalah percikan dari api yang sesungguhnya.

Cairo, 08 September 2011.