Berangkat dari sebuah asumsi atas
penafsiran Ayat-ayat al-Qur'an yang bekenaan dengan jilbab, cadar maupun
kerudung, hingga hal ini memunculkan berbagai interpetasi yang berbeda serta
beragam dikalangan para ulama.
Seperti halnya mengutip pendapat
Dr. Quraish Shihab, yang menyatakan bahwa Jilbab itu tidak wajib. Begitu juga
dengan Dr. Yusuf Qardowi, ia mengidentifikasikan bahwa Cadar adalah
sebagian dari bid'ah karena hal itu bukan berasal dari ajaran agama islam, yang
mengharuskan menutup seluruh permukaan dari ujung rambut hingga telapak kaki.
Terlebih, memandang sikap Gus Dur
dalam memaknai Kerudung, sepintas Gus Dur seolah tidak mengharuskan kedua
putrinya dalam pemakaian kerudung sebagai dasar dalam penutupan aurot, yang
menurut sebagian ulama itu hukumnya wajib. Lantas, apa yang menjadi urgensi
hujah mereka?
Satu kutipan ayat yang sering
tampil menjadi hujah para ulama dalam pengistimbattan/pengambilan hukum hijab.
"Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-isti orang mu’min, ‘Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”(QS Al Ahzab: 59).
Mungkin tidak ada yang salah pada
ayat diatas, tetapi yang menjadi ruang hilafiyah saat ini adalah perbedaan
penafsiran ayat dan pemaknaan hijab itu sendiri hingga memunculkan berbagai
pandangan hukum menurut konteksnya masing-masing.
Lantas bagaimana dengan pendapat
ahli fikih mazhab empat dan golongan lain, seperti: Syi’ah, Khawriz dll.
Selamat berbincang dan bernostagia dalam episode kongkow minggu depan edisi
ke-4 yang bertemakan “Hijab, Jilbab dan Kerudung, Dipandang dari Dua Sudut”.
Terima kasih dan sampai jumpa minggu depan.
Setelah berdiskusi panjang lebar
mengenai Khilafah Islamiyah besama teman-teman mahasiswa Kairo, yang terbentuk
dalam satu kajian bernamakan Kongkow versi Tebuireng Kairo. Disana kami
menemukan hal yang baru, diantaranya: apa sebetulnya yang dimaksudkan dengan
Khilafah Islamiyah menurut versi tiap golongan maupun versi yang berkembang
saat ini, baik itu di dunia arab maupun di Indonesia sendiri, yang mana isu
tentang penerapan Khilafah mulai berkembang saat ini.
Seperti yang telah kita ketahui
bersama bahwa ada beberapa Organisasi yang ingin mencoba mendirikan negara yang
berasaskan sistem kekhilafahan, seperti; Hijbu Tahriri Indonesia (HTI), Ikwanul
Muslimin, al-Qaidah dll. Bahkan ada sebagian partai yang dalam orasinya nampak
ingin mengusung hal yang sama. Walaupun menurut Abdul Moqsith, tokoh jaringan
islam liberal (JIL) dalam dialognya ia mengatakan “Penerapan Khilafah yang
diusung oleh Hijbu Tahrir lemah dalam dua aspek, yaitu dari segi teologi dan
konsep, karena Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah membentuk body sistem
yang utuh dalam pembentukan sebuah Negara yang berasaskan Khilafah.” Berikut
Sejarahnya.
I. Sejarah Rentetan Khilafah
Kurang lebih 15 abad yang lalu, Ketika
Nabi Muhammad SAW wafat, beliau sama-sekali tidak meningalkan wasiat apa-apa,
siapa yang akan menggantikan kepeminpinan setelahnnya, beliau hanya menyatakan
dalam sebuah hadistnya:
"Barang siapa yang mati dan
dipundaknya tidak membai'at seorang imam, maka matinya seperti dalam keadaan
jahiliyyah."
Dalam waktu yang bersamaan
sebelum jenazah Nabi Muhammad SAW dikemayamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan
kaum Anshar berkumpul di balai kota
Bani Sa'idah, Madinah. Mereka bermusyawarah tentang siapa yang akan dipilih
menjadi pemimpin setelah Rasulallah. Musyawarah pun berjalan cukup alot sampai
akhirnya diputuskan Abu Bakar Ra terpilih menjadi peminpin dan kemudian
membai'atnya. Menurut versi sejarah yang kami dapat, Ada beberapa rentetan generasi khilafah, berikut
sejarah singkat tentang perjalanan pergantian khilafah dari masa ke masa, mulai
dari Khilafah Rasyidin sampai Khilafah yang terakhir.
1. Khilafah Rasyidah
Atau yang dikenal dengan sebutan
Khilafah Rasyidin. Masa Kekhilafahan ini mengalami 5 pergantian Khilafah selama
kurun waktu kurang lebih 30 tahun. Ada
sedikit perbedaan sejarah, sejarah lain menyataan bahwa hanya 4 khilafah lah
yang diakui secara masyhur, sedangkan untuk kehilafahan Hasan bin Ali ra (yang
ke-5) tidak termasuk dalam Khilafah Rasyidin. Berikut urutannya.
1. Abu Bakar
ash-Shiddiq ra
2.‘Umar bin
Khaththab ra
3.‘Utsman bin ‘Affan
ra
4.‘Ali bin Abi
Thalib ra
5. Al-Hasan bin Ali
ra
2. Khilafah Bani Umayyah
Khilafah ini didirikan oleh
Muawiyah bin Abu Sufyan yang bertempat di Syiria, Damaskus. Masa Khilafahan ini
pun mengalami stuktur pergantian Khilafah sebanyak 14 kali dalam waktu 89
tahun. Dikisahkan dalam sebuah sejarah, bahwa sistem kekuasaan pada masa
Khilafah Bani Umayyah ini lebih menitik beratkan pada kekuasaan yang
mutlak. Yang mana silsilah pergantian kepeminpinan pun bukan berdasarkan atas
musyawarah atau pemilihan secara terbuka, melainkan lebih menekankan pada
silsilah keluarga atau yang lebih dikenal dengan sistem waris kekuasaan. Hingga
akhirnya memunculkan berbagai kecemburuan-kecemburuan sosoal dan politik di
lain pihak. Walalupun kekuasaan ini terbilang mengalami peluasan yang cukup
sinigfikan hingga sampai ke wilayah India.
3. Khilfah Bani Abbasiyah
Dalam kurun waktu 446 tahun
lamanya, Khilafah Bani Abbasiyah berdiri kokoh di negri Bagdad, dengan
mengalami pergantian Khilafah sebanyak 55 kali. Khilafah ini pun tidak jauh
berbeda dengan Khilafah sebelumnya (red. Khilafah Bani Umayyah) yang mana
stuktur pergantian kepeminpinan masih berlandaskan silsilah Keuarga/kerabat,
sampai akhirnya Komonitas kaum muslim terpecah menjadi dua 2 golongan yaitu
Syiah dan Sunni.
4. Khilafah Bani Utsmaniyyah
Khilafah ini merupakan bani
Khilafah terakhir yang bertempat di Turki, istilah lain menyebutnya Khilafah
turki usmani, yang mana ketika itu telah mengalami pergantian kekhalifahan
sebanyak 30 kali.
II. Runtuhnya Khilafah
Islamiyah
Akibat kekalahan perang Dunia
pertama kekuasaan Khilafah Turki Utsmani jatuh, yang waktu itu dinakondai oleh
Sultan 'Abdul Majid II. Lalu kemudian tongkat kekuasaan Negara pun dipegang
oleh pihak sekutu yang mana tokohnya adalah Mustafa Kemal Ataturk dan didukung
oleh pihak Eropa. Maka pada tgl 3 Maret 1924 sistem Kekhilafahan pun resmi
dibubarkan dan menghapuskan hukum Islam dari Negara.
Setelah itu, muncul
gerakan-gerakan baru, seperti: Libralis, Islamphobia, Sekuleris dll yang mana
mereka lebih menekankan ke ranah pemikiran dan media. Pada intinya gerakan tsb.
adalah untuk mengasingkan sistem Khilafah, maka sudah tidak heran jika sistem
Kekhilafahan saat ini diangap tabuh dan tidak relepan lagi di jaman sekarang
ini.
Tercatat ada 104 pergantian
Khilafah dari Khilafah pertama (Abu Bakar ash-Shiddiq ra) sampai Khilafah yang
terakhir (Sultan 'Abdul Majid II), walaupun ada sebagian yang menganggap hanya
4 Khilafah lah yang murni dalam penerapan Syari'ah sedangkan yang lainya
hanyalah sebuah politik kekuasaan. Lalu kini muncul di indnonesia
gerakan-geakan yang sama atas pendukungan terhadap penerapan Khilafah, seperti:
Hijbu Tahrir Indonesia (HTI) dll.
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan bumi dan isinya, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muammad SAW yang telah membawa umatnya menuju jalan kebenaran, kebaikan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Seperti yang telah disinggung pada tulisan sebelumnya yang bertemakan tentang Korupsi (1) (red. Buletin Informatika edisi 154/2011, Kairo), korupsi menurut arti umum, islam dan UUD, serta bagaimana pengaruhnya terhadap pembangunan dan perekonomian Negara.
Salah satu dampak yang sangat sinigfikan saat ini adalah lambatnya pemabagunan di berbagai asfek, baik fisik maupun non fisik. Disamping itu pula korupsi akan menjadikan mata rantai baik dalam suatu kelompok, komunitas, lembaga maupun pemerintahan. Sehingga dengan berjalanya waktu ini akan menjadikan gulungan bola salju yang bersekutu dalam kebatilan. Dan juga, korupsi bukan hanya berdampak pada suatu Negara, tapi juga akan merugikan masyarakt secara luas.
Belum lagi ditambah dengan kasus lain seperti, penyuapan yang kini mulai membudaya dalam sebuah komoniti masyarakat, ini pun bukan hanya terjadi dikalangan kaum elit saja, tapi juga mulai menjalar pada lapisan masyarakat menengah dan bawah, seperti; penyuapan/jual beli Izazah, PNS, Bea cukei, Pajak dll.
Saat ini kami tidak sedang berbicara tentang Negara senidiri, melainkan lebih mengarah pada Globalisasi dunia, yang mana Indonesia sendiri masuk didalamnya. Sunguh terlihat ironis memang, hasil dari kerja keras para pahlwan dan pejuang jaman dulu yang hingga harus mengorbankan darah dan nyawanya demi mebela kemerdekaan tanah air. Disaat semuanya telah merdeka estapet tanah air dan bangsa pun kini diteruskan oleh generasinya. Tapi apa yang terjadi; korupsi, penyimpangan, penyalah guanaan jabatan, penyuapan dsb. sudah mulai kerap terjadi disekeliling kita.
Menelisik Arti Korupsi
Sebagaimana yang telah disinggung sebelumya bahwa secara garis besar/umum korusi diartikan sebagi mencuri atau mengambil hak orang lain yang bukan miliknya tanpa seizin pemiliknya.
Kini Dunia yang mulai semakin mengarah pada arus Moderinisasi dan Globalisasi dunia membuat tingkah dan gaya hidup pun mengalami perubahan yang cukup sinigfikan tentunya lebih mengarah kepada ranah Westernisasi, termasuk istilah-istilah yang digunakan saat ini misalnya. Seperti kata korupsi yang artinya sendiri adalah mencuri, tetapi kenapa terkadang kita pun terkecoh dengan istilah-istilah seperti itu dan menganggap itu hal biasa. Padahal sebetulnya tidak, misalnya Korupsi di mata negri China adalah suatu kejahatan besar yang berbahaya, yang mana ini akan merugikan Negara juga rakyatnya, oleh sebab itu sejak tahun 1998 China mulai menerapkan hukuman mati atau dipenjara semur hidup.
Hukum & Koruptor
Dalam terjemahan Al-qur’an versi Indonesia mana pun memang tidak ditemukan kata korupsi, koruptor ataupun sejenisnya, tapi disini lebih melihat pada satu unsur tidakan yang mana tindakan tsb. mengarah pada satu makna yaitu mancuri, ini pun sesuai dengan makna/arti secara umum. Oleh sebab itu telah Allah terangkan dalam al-qur’an dengan jelas hukuman bagi para pecuri yaitu dengan potong tangan. Surat Al Maidah ayat 38:
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah SWT.”
Rasulallah SAW pun pernah bersabda:
"وايم الله لو فاطمة بنت محمد سرقت لقطعت يدها" - (متفق عليه)
“Demi Allah, seandainya Fatimah purti Muhammad mencuri, niscaya aku akan memotong tangannya“
Cinta seorang ayah kepada anaknya adalah segala-galanya, tapi cintanya Nabi kepada Allah SWT jauh melebihi segala-galanya. Nabi berkata demikian, bukan berarti ia tidak cinta kepada putrinya, justru dikarnakan Nabi sangat mencintainya. Satu hal yang dapat kita petik pelajaran dari hadist di atas yaitu Nabi tidak pernah pandang pulu dalam menerapkan Syari’at, baik itu kerabat, kolomerat maupun para pejabat.
Jika Islam memberikan sangsi hukum bagi para pencuri yaitu dengan potong tangan, lantas bagaimana dengan para koruptor saat ini, apakah sama hukumanya ataukah jauh lebih berat? Karena memang jika ditinjau dari segi kandungan dan kapasitasnya, tindakan korupsi hingga saat ini sudah menelan nominal yang sangat besar dan perlunya untuk ditindak lanjuti.
Misalkan China, masih memberlakukan hukuman mati dengan menembak para korutor. Karena mereka menganganp korupsi adalah kejahatan berat yang akan merugikan negara dan rakyat. Di Amerika Serikat juga memperlakukan hal sama yaitu dengan cara suntik mati. Lantas bagi Indonesia, hukuman apa yang akan diterapkan agar pelaku merasa jera dan tidak lagi melakuan tindakan korupsi.
Dalam penerapkan suplementasi hukum pun Indonesia tampak belum sepenuhnya maksimal atau masih terdapat dispensasi/potongan masa tahanan, hanya ada bebrapa hukuman yang mulai tegas diterapkan diantanranya, penerapan hukum mati bagi para teroris dan pengedar (heroin, ganja dll), sedangkan untuk kasus lain Indonesia masih terlihat banyak negosiasi. Bahkan ada yang mengatakan hukum hanya berlaku bagi mereka yang lemah.
Menengok ke Negri China
Seorang perdana mentri China bernama Zhu Rongji yang kini dijuluki sebagai Mr. Clean pernah mengatakan dalam pidatonya; ”Berikan Saya 100 peti mati, 99 akan Saya kirim untuk para koruptor, dan satu buat Saya sendiri, jika Saya pun melakukan korupsi.”. Suatu semboyan yang didengungkan tidak hanya dalam pidatonya, tapi juga terus disuarakan dan dikampanyekan hingga kini.
Terbukti, laporan tahunan Hands Off Cain (Italia) menyatakan bahwa China menempati urutan pertama sebagai negara dimana penerapan eksekusi mati paling banyak terjadi. Pada tahun 2006 angka eksekusi yang telah diverifikasi oleh makamah agung berjumlah setidaknya 5000 orang. Dan pada tahun 2009 selama 211 hari terhitung ada 14 koruptor yang dihukum mati.
Ekseskusi pun terjadi menimpa pada salah seorang Wakil Gubernur Propinsi Jiangxi yang dihukum karena terbukti bersalah menerima suap dan sogokan senilai miliaran rupiah, Eksekusi pun dilakukan 24 jam setelah permohonan kasasinya ditolak oleh Mahkamah Agung China di Beijing. Lalu hukuman tsb. dijadikan semacam shock therapy oleh para petinggi China sebagai peringatan bahwa China memang benar-benar serius menerapkan eksekusi dalam memberantas korupsi.
Hal serupa juga terjadi pada mantan direktur departemen transportasi di Henan, China, ia dijatuhi hukuman seumur hidup gara-gara terlibat menerima suap dan menggelapkan dana public.
Sebuah Harapan
Sebagai bangsa yang bertanah air satu, walau berbeda bahasa, ras dan suku, tapi tetap dalam satu tujuan yaitu menciptakan keadialan dan kemakmuran bangsa, serta memjujung tinggi nilai-nilai keadilan, kehormatan dan kemakmuran antar sesame. Semoga para pemimpin dan wakir rakyat disana menjunjung tinggi hal yang sama yaitu harapan bangsa, kahlifah penegak keadilan dan figure bagi semua rakyatnya. Sebagaimana yang Allah SWT firman dalam surah An-Nisa' ayat 135 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.”
Terakhir kalinya, sebuah kutipan hadist Nabi yang berbunyi:
"كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته"- (متفق عليه)
"Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang pertanggung jawabannya.” ).”(HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, al-Tirmizi dan Ahmad)
Ada sebuah istilah yang mengatakan: "Kegagalan itu penting karena jika tidak ada kegagalan, maka tidak ada penghargaan untuk keberhasilan."
Setiap insan pasti pernah merasakan kegagalan, tapi bukan berati kegagalan menjadi sebuah nilai yang tak berarti bagi sebuah kesuksesan. Untuk menyulap sebuah kegagalan mejadi sebuah keberhasilan, maka dibutuhkan adanya proses, waktu, usaha, kerja keras dan kesungguhan. Seperti yang kita ketahui bahwa waktu terbagi menjadi tiga bagian: Masa lalu, Masa sekarang dan Masa yang akan datang.
Pertama: Masa lalu, Dari masa lalu inilah kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran agar nantinya tidak jatuh kembali ke lubang yang sama.
Kedua: Masa sekarang, masa yang paling penting, dimana masa yang akan menentukan sukses dan gagalnya seseorang dikemudian hari karena masa depan dimulai dari sekarang.
Ketiga: Masa yang akan datang, masa yang dinanti-nanti oleh setiap manusia, masa ini yang akan menetukan siapa yang akan menjadi juara, serta mampu meraih mimpi dan cita-cita.
Pepatah lain mengatakan,: "Kita hanya memiliki dua pilihan, kita yang akan melewati waktu ataukah waktu yang akan melewati kita?". Jika waktu dilihat dari segi grametikal kebahasaan, waktu pun memiliki beberapa istilah tersendiri, diantaranya:
·Waktu dalam bahasa Inggris adalah Time
·Waktu dalam bahasa Jerman adalah Zeit
·Waktu dalam bahasa Latin adalah Tempore
·Waktu dalam bahasa Malaysia adalah Masa
·Waktu dalam habsa Turki adalah Zaman
·Waktu dalam bahasa Prancis adalah Temps
·Waktu dalam habasa Arab adalah al-waktu dan
·Waktu dalam habasa Italia adalah tempo
Dari sekian banyaknya bahasa yang di gunakan di setiap Negara, pada sejatinya waktu hanyalah satu. Begitupun dengan jumlah bilangannya. Waktu sehari semalam di Indonesia adalah 24 jam, demikin pula di inggris, Australia, eropa dan di nagara-negara lalainya. Semuanya mendapatkan porsi yang sama yaitu 24 jam.
Waktu yang begitu berharganya, sampai setiap orang memiliki persepsi masing-masing terhadap waktu:
·Bagi orang barat waktu adalah uang.
·Bagi seorang pelukis waktu adalah karya.
·Bagi seorang pelajar waktu adalah ilmu
·Bagi seorang pekerja kuli bangunan waktu adalah upah dan
·Bagi seorang pejabat nakal waktu adalah kesempatan.
Dari semua istilah diatas dan persepsi yang digunakan, pada hakekatnya waktu akan kembali pada satu kepastian dan satu kenyataan. Atau mungkin waktu hanyalah sebuah angin lalu yang memindahkan seseorang dari masa lalu ke masa yang akan datang, tidak ada hasil, tidak ada karya, waktu tercecer begitu saja di berbagai tempat, di warung, di terminal, di jalan ataupun di tempat-tempat lainnya.
Dalam waktu tertentu ada orang yang mampu memebuat jembatan layang, pesawat terbang, bangunan megah, segudang karya ilmiyah, dan sebagainya. Dan ada pula yang sama sekali tidak menghasilkan apa-apa. Ia hanya terdiam bermalas-malasan tanpa ada usaha, tetapi ketika kenyataan itu datang, ia selalu menyalahkan kaadaan. Oleh sebab itu allah SWT berfirman dalam sutat Al-'Ashr, yang artinya:
"Demi waktu, sesungguhnya mausia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjalan amal sholeh."
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib (keadaan) suatu kaum hingga kaum itu sendiri yang akan mengubah apa-apa yang pada dirinya.” (QS. Surah 13:11)
Jika orang non muslim bekerja di dunia hanya untuk mengejar kesenangan dan keduniaan, yang mana sifanya hanya sementara, maka bagi orang islam bukan hanya dunia yang diraih, tapi juga akhirat yang menjadi tujuan. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang beruntung dikemudian hari. amiin.
الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ولو كره المشركون، ونشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له في ذاته وصفاته وأفعاله سبحانه وتعالى، ونشهد أن محمدا عبده ورسوله نبي الهدى والتقى والعفاف والغنى نبي الرحمة والمحبة، أرسله الله هاديا وبشيرا وليكون للعالمين نذيرا صلوات الله وسلامه عليه وعلى آله وأصحابه وآل بيته الكرام، ومَنْ سار على نهجه واهتدى بهديه إلى يوم الدين.وبعد
Thank you for coming, hopefully we are all in good condition and we can continue our agenda continuously.
I am very happy and grateful, because today we can meet, share and improve english speaking skills again in this meeting. Okay, now I don’t wanna speak any more, because we have the more important agenda. So, to shorten the time, let's open our agenda by reading basmalah.
Now I give the opportunity for everyone to talk at least 5 minutes as beginning, we start it from Mr ... and then the other, please.
Tradisi/budaya yang diusung oleh setiap daerah tentu akan berbeda dengan tradisi-tradisi yang lain, begitu juga denagan pandangannya masing-masing, hal ini lebih dipengaruhi oleh nilai-nilai keluhuran atau yang disebut sebagai warisan nenek moyang. Misalnya, tradisi di masyarakat Sunda tentunya akan berbeda dengan tradisi masyarakat Jawa, Betawi, Bali, Madura dsb.
Sejalan dengan berjalanya waktu, tradisi pun kini mulai terusik atau tergantikan oleh budaya baru/modren. Kita bisa melihatnya dari mulai cara berpakayan, pengunaan istilah/bahasa sampai dengan sajian makanan. Tapi walau begitu, masih ada sebagian masyarakat yang tetap mempertahankan tradisi dan budayanya. Seperti budaya pemembuat patung dan melestarikannya.
Hampir di berbagai daerah ditemukan simpol-simbol seperti itu, misalkan di daerah sunda terdapat patung Gajah mada, di Jakarta terdapat patung Mohammad Hata, begitu juga di Jogja, Surabaya, Bali dsb. Dan saat ini yang sedang menjadi perseteruan warga terjadi di sebuah kota, Puwokerto. Patung-patung di hacurkan dengan alasan tidak sejalan dengan nilai keislaman.
Dan yang lebih memperihatinkan lagi, aksi penghancuran tersebut di lakukan oleh ormas-ormas Islam, benarkah begitu? Dan bagaimana tanggapan ada? Selamat bernostagia dalam kajian kongkow minggu depan yang bertemakan “Patung dan Sejenisnya” (Patung, gambar, photo, lukisan, relive, monumen, tugu dll).
Pada Minggu lalu Kita telah membahas "Patung dan Sejenisnya", Satu penomena yang terbilang konterpersial antara penerapan hukum Islam dengan penomena yang terjadi di masyarakat. Terbukti, sebagian masyarakat masih tetap membuat dan melestarikan patung, baik sebagai simbol maupun aset kebudayaan, tapi tak terlepas dari itu sudah menjadi tugas para Ulama, Da'i, Mubalig dll agar mampu memahamkan dan meluruskan pemahaman yang betul kepada tiap masyarakatnya, tanpa disertai adanya paksaan, apalagi dengan kekerasan
Untuk edisi kongkow minggu depan kita akan mencoba berbincang kembali dengan tema "Sihir, Azimat Dkk". Ada yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang banyak terdapat kesyirikan, terlihat dari berbagai Ritual yang ganjil dan beragam, yang mana ritual-ritual yang mereka adakan itu tidak sesuai dengan ajarkan islam, Benarkah begitu?
Bukan hanya itu saja, sebagian orang rela mencari barang-barang yang menurut keyakinan mereka itu bisa menjaga dirinya, mendatangkan rizki, tolak balai', pengasihan dsb. Hingga dari yang berbentuk ali-ali, sabuk, kertas bertuliskan arab, tanah kuburan, kris sampai dengan khodam yang dimasukan kedalam tubuh. Lantas, bagaimana hukumnya... menurut pandangan para ulama. Tentunya Tema-tema yang akan bersingungan, diantaranya:
1. Santet/teluh
2. Primbon/zodiac
3. Rajah/azimat
4. Kejadugan dll.
Terima kasih dan sampai jumpa di kongkow minggu depan.
Sore itu, di balik kaca yang tebal sang surya terlihat mulai menguning lalu tenggelam bagai ditelan bumi, petanda sang kegelapan malam akan datang dan digantikan oleh sang rembulan yang bertugas di malam hari.
Langit tampak mulai menghitam, dari arah kejauhan terliat sang petugas berjalan menghampiri kami yang baru saja terbangun karena seruan suara pramugari, mengisyarahkan agar kami segera bersiap-siap karena pesawat akan segera mendarat.
Hampir 12 jam waktu yang ditempuh dari kotaJakarta sampai ke negrinya fir’aun. Saat roda pesawat mulai berhenti, kami merasa satu tahapan perjalan sudah kami lalui, tinggal menata niat kembali dan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin agar tidak mengecewakan kedua orang tua. Tak lama kemudian suara petugas pun terdengar kembali agar kami segera bersiap-siapa untuk turun dari pesawat.
Saat pertama kali melihat gurun-gurun pasir, terngiang dalam hati “Mungkinkah ini sebuah awal dari perjalanan, semoga allah membrikan kemudahan, amiin”