Pages

Monday, August 9, 2010

Pagi yang mengherankan


By : Didi Suardi

Pagi yang sunyi, sang surya keluar dari balik selimut awan, sinar mataharinya yang khas begitu menyentuh lapisan permukaan kulit, ku lirikkan bola mataku ke arah jam dinding yang menempel di tembok samping, ternyata jam sudah menujukan pukul 07:00 pagi.
 
teng...teng..rug!

Suara-suara itu terdengar kembali di balik pintu tua yang sudah lama tidak dihuni, letaknya pas berada didepan platku, aku merasa ada keanehan di plat itu, setiap aku mendengarnya bulu romaku langsung berdiri, tapi aku tak pernah menghiraukanya.

"mungkin itu hanya suara benda jatuh saja" gumamku dalam hati

Aku pun meneruskan aktifitasku, dengan segelas susu panas dan sebotol air putih yang senagja ku siapakan untuk menemani pagiku.

Pagi hari adalah waktu yang sangat cocok bagiku tuk sekedar membaca, menulis maupun mengulang hapalan. disamping suasananya yang tenang, tentram juga sang surya mulai menampakan wujud sinarnya menerangi jagat raya, yang kadang dengan ke elokan sinarnya mampu memberikan imajinasi-imajinasi baru.

Tak terasa waktu sudah menujukan pukul 12:03 siang. aku baru ingat klo aku puya janji sama seseorang, ku langkah kan kaki tuk segera bersiap-siap.

Lagi-lagi terjadi keanehan saat aku keluar dari plat, pintu yang berhadapan deangan pintu platku tamapaknya sedikit terbuka, aku benar-benar semakin merinding dibuatnya.

"Bukanya plet ini kosong, kenapa pintunya terbuka", "bagaimana pintunya bisa terbuka sendiri, pintu ini kan sudah lama ditutup dan tak seorangpun dapat membukanya, sedangkan pemilik rumahnya pun kini tak tau dimana keberadaannya, tampaknya plat ini sudah lama tidak dihuni" bisiku dalam hati dengan penuh keheranan dan disertai rasa keganjilan.

Aku tak mau berpikir panjang, yang hanya akan menhabiskan waktu saja, kukira ini hanya sugesti dan perasaanku saja yang terlalu mendramatisir keadaan, karena mungkin tadi malem aku dan teman-teman nonton film pocong sampei larut.

Ku langkahkan kaki ku menuju lantai bawah, maka sesampeinya di gerbang imarah (apartement) ternayta gerbangnya di kunci dan aku lupa membawa kuncinya, maka dengan terpaksa aku harus mangambil kunci terlebih dahulu. saat aku menginjakan kaki pada deretan tangga yang paling akhir, dengan tak sengaja aku melihat seorang nenek tua berambut panjang, susunan rambutnya tidak teratur alias acak-acakan memasuki plet itu.

Kini yang merinding bukan hanya bulu romaku, tapi seluruh bulu-bulu permukaan kulit tangan dan kakiku ikut berdiri, aku memang termasuk orang yang cukup penakut, sejak kecil aku selalu ikut bapak kemana ia pergi, bahkan ketika bapaku membersihakan rumah nenek yang sudah lama tidak dihuni, aku pun ikut bersamanya, walau hanya sekedar duduk menemaninya... to be continue...

Cairo, 15 agustus 2008. 09.12

No comments: