Pages

Thursday, October 27, 2011

Khilafah, antara Politik dan Penegakan Syari’at

Setelah berdiskusi panjang lebar mengenai Khilafah Islamiyah besama teman-teman mahasiswa Kairo, yang terbentuk dalam satu kajian bernamakan Kongkow versi Tebuireng Kairo. Disana kami menemukan hal yang baru, diantaranya: apa sebetulnya yang dimaksudkan dengan Khilafah Islamiyah menurut versi tiap golongan maupun versi yang berkembang saat ini, baik itu di dunia arab maupun di Indonesia sendiri, yang mana isu tentang penerapan Khilafah mulai berkembang saat ini.

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa ada beberapa Organisasi yang ingin mencoba mendirikan negara yang berasaskan sistem kekhilafahan, seperti; Hijbu Tahriri Indonesia (HTI), Ikwanul Muslimin, al-Qaidah dll. Bahkan ada sebagian partai yang dalam orasinya nampak ingin mengusung hal yang sama. Walaupun menurut Abdul Moqsith, tokoh jaringan islam liberal (JIL) dalam dialognya ia mengatakan “Penerapan Khilafah yang diusung oleh Hijbu Tahrir lemah dalam dua aspek, yaitu dari segi teologi dan konsep, karena Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah membentuk body sistem yang utuh dalam pembentukan sebuah Negara yang berasaskan Khilafah.” Berikut Sejarahnya.

I. Sejarah Rentetan Khilafah

Kurang lebih 15 abad yang lalu, Ketika Nabi Muhammad SAW wafat, beliau sama-sekali tidak meningalkan wasiat apa-apa, siapa yang akan menggantikan kepeminpinan setelahnnya, beliau hanya menyatakan dalam sebuah hadistnya:
"Barang siapa yang mati dan dipundaknya tidak membai'at seorang imam, maka matinya seperti dalam keadaan jahiliyyah."

Dalam waktu yang bersamaan sebelum jenazah Nabi Muhammad SAW dikemayamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan kaum Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa'idah, Madinah. Mereka bermusyawarah tentang siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin setelah Rasulallah. Musyawarah pun berjalan cukup alot sampai akhirnya diputuskan Abu Bakar Ra terpilih menjadi peminpin dan kemudian membai'atnya. Menurut versi sejarah yang kami dapat, Ada beberapa rentetan generasi khilafah, berikut sejarah singkat tentang perjalanan pergantian khilafah dari masa ke masa, mulai dari Khilafah Rasyidin sampai Khilafah yang terakhir.
1. Khilafah Rasyidah

Atau yang dikenal dengan sebutan Khilafah Rasyidin. Masa Kekhilafahan ini mengalami 5 pergantian Khilafah selama kurun waktu kurang lebih 30 tahun. Ada sedikit perbedaan sejarah, sejarah lain menyataan bahwa hanya 4 khilafah lah yang diakui secara masyhur, sedangkan untuk kehilafahan Hasan bin Ali ra (yang ke-5) tidak termasuk dalam Khilafah Rasyidin. Berikut urutannya.
   1. Abu Bakar ash-Shiddiq ra
   2.‘Umar bin Khaththab ra
   3.‘Utsman bin ‘Affan ra
   4.‘Ali bin Abi Thalib ra
   5. Al-Hasan bin Ali ra

2. Khilafah Bani Umayyah

Khilafah ini didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan yang bertempat di Syiria, Damaskus. Masa Khilafahan ini pun mengalami stuktur pergantian Khilafah sebanyak 14 kali dalam waktu 89 tahun. Dikisahkan dalam sebuah sejarah, bahwa sistem kekuasaan pada masa Khilafah Bani Umayyah ini lebih menitik beratkan  pada kekuasaan yang mutlak. Yang mana silsilah pergantian kepeminpinan pun bukan berdasarkan atas musyawarah atau pemilihan secara terbuka, melainkan lebih menekankan pada silsilah keluarga atau yang lebih dikenal dengan sistem waris kekuasaan. Hingga akhirnya memunculkan berbagai kecemburuan-kecemburuan sosoal dan politik di lain pihak. Walalupun kekuasaan ini terbilang mengalami peluasan yang cukup sinigfikan hingga sampai ke wilayah India.

3. Khilfah Bani Abbasiyah

Dalam kurun waktu 446 tahun lamanya, Khilafah Bani Abbasiyah berdiri kokoh di negri Bagdad, dengan mengalami pergantian Khilafah sebanyak 55 kali. Khilafah ini pun tidak jauh berbeda dengan Khilafah sebelumnya (red. Khilafah Bani Umayyah) yang mana stuktur pergantian kepeminpinan masih berlandaskan silsilah Keuarga/kerabat, sampai akhirnya Komonitas kaum muslim terpecah menjadi dua 2 golongan yaitu Syiah dan Sunni.

4. Khilafah Bani Utsmaniyyah

Khilafah ini merupakan bani Khilafah terakhir yang bertempat di Turki, istilah lain menyebutnya Khilafah turki usmani, yang mana ketika itu telah mengalami pergantian kekhalifahan sebanyak 30 kali.

II. Runtuhnya Khilafah  Islamiyah

Akibat kekalahan perang Dunia pertama kekuasaan Khilafah Turki Utsmani jatuh, yang waktu itu dinakondai oleh Sultan 'Abdul Majid II. Lalu kemudian tongkat kekuasaan Negara pun dipegang oleh pihak sekutu yang mana tokohnya adalah Mustafa Kemal Ataturk dan didukung oleh pihak Eropa. Maka pada tgl 3 Maret 1924 sistem Kekhilafahan pun resmi dibubarkan dan menghapuskan hukum Islam dari Negara.

Setelah itu, muncul gerakan-gerakan baru, seperti: Libralis, Islamphobia, Sekuleris dll yang mana mereka lebih menekankan ke ranah pemikiran dan media. Pada intinya gerakan tsb. adalah untuk mengasingkan sistem Khilafah, maka sudah tidak heran jika sistem Kekhilafahan saat ini diangap tabuh dan tidak relepan lagi di jaman sekarang ini.

Tercatat ada 104 pergantian Khilafah dari Khilafah pertama (Abu Bakar ash-Shiddiq ra) sampai Khilafah yang terakhir (Sultan 'Abdul Majid II), walaupun ada sebagian yang menganggap hanya 4 Khilafah lah yang murni dalam penerapan Syari'ah sedangkan yang lainya hanyalah sebuah politik kekuasaan.  Lalu kini muncul di indnonesia gerakan-geakan yang sama atas pendukungan terhadap penerapan Khilafah, seperti: Hijbu Tahrir Indonesia (HTI) dll.

Kairo, 27 oktober 2011
By : Didi Suardi