Kau seperti Bidadari yang hendak ingin mengoda mataku
Lewat sihir matamu, sesaat kau mampu menaklukan pikiranku
Sekejap senyummu pun seolah mampu melukuhkan hatiku
Serta tutur katamu seakan memutus sendi-sendi urat nadiku.
Hingga rasa tak berdaya menahan seluruh beban tubuhku
Hampir nyawaku melayang terbang meningalkanku
Karena keindahan-keindahan itu yang merajut dalam pikiranku
Kini ku tau, kau begitu berarti bagiku.
Terimalah pengakuanku, wahai Bidadariku.
Terimalah pengakuanku, wahai Bidadariku.
Cairo, 27 september 2011
By: Didi Suardi
No comments:
Post a Comment